anda pengunjung ke

Rabu, 21 Desember 2011

Menjelaskan fungsi, dan cara kerja jaringan telekomunikasi (wireline, wireless, modem dan satelit)(KD.4.)


Menjelaskan fungsi, dan cara kerja jaringan telekomunikasi (wireline, wireless, modem dan satelit)(KD.4.)
1.Menjelaskan perbedaan antara jaringan telekomunikasi dengan menggunakan kabel dan nirkabel
2.Menjelaskan cara kerja modem  pada jaringan telekomunikasi
3.Menjelaskan fungsi satelit pada jaringan telekomunikasi
4.Topologi Jaringan
Ada 2 cara mengelompokan jenis jaringan komputer
Jaringan komputer berdasarkan area atau luas wilayah .(LAN,MAN,WAN)
Jaringan komputer berdasarkan Topologi jaringan(BUS,RING,STAR,Tree,Mash)
Jaringan komputer berdasarkan media transmisi
Manfaat penggunaan LAN adalah:
setiap user dapat melakukan pertukaran file (sharing file) secara mudah
 setiap user dapat berbagi pakai printer (printer sharing)
setiap user dapat menyimpan data secara terpusat (file server)
 setiap user dapat saling berkomunikasi menggunakan komputer.
Topologi jaringan
Topologi bus
Linear Bus dan T-Bus
Jaringan ini memiliki keistimewaan ,jika komputer mengalami nganguan,maka komputer yang lain tetap dapat dioperasikan dengan baik
. Topologi RING
Jaringan ini mempunyai kedudukan yang sama dan tidak memiliki pusat.
Komputer satu rusak yang lain tidak dapat beroperasi.
Topologi star
Cepat berhubungan ke pusat/server sehingga kontrol data dapat dilakukan dengan cepat karena data terpusat ke server.
Topologi Mesh
Memhubungkan semua komputer dalam jaringan mesh dapat berhubungan secara langsung.
LAN
Mafaat LAN
Setiap user dapat melakukan pertukaran file(sharing file) secara mudah
Setiap user dapat berbagi pakai printer
Setiap user dapat menyimpan data secara terpusat(file server)
Setiap user dapat saling berkomunikasi mengunakan komputer.
MAN
MAN
Sekolah dalam satu kota.
Mafaat nya ;
Dapat melakukan sharing/berbagi pakai sumber daya,hanya lingkungan nya lebih luas.
WAN :
WAN

OPERASI DASAR KOMPUTER dan PERANGKAT LUNAK DALAM SISTEM INFORMASI


OPERASI DASAR KOMPUTER dan PERANGKAT LUNAK DALAM SISTEM INFORMASI
Standar Kompetensi :
Melakukan operasi dasar komputer
Kompetensi Dasar :
Menggunakan perangkat lunak beberapa program aplikasi
Perangkat Lunak dalam Sistem Informasi
Tujuan Pembelajaran
Melalui pengamatan, siswa dapat :
  1. Mengidentifikasi macam-macam perangkat lunak.
  2. Membedakan fungsi perangkat lunak.
A. Sejarah Perkembangan Perangkat Lunak
Komputer memproses data menjadi suatu informasi yang berguna bagi penggunanya. Dengan komputer diharapkan dapat meningkatkan hasil kerja dan memecahkan berbagai macam masalah.
Sebelum menjadi informasi, data tersebut diproses melalui perangkat keras (hardware) dengan menggunakan perangkat lunak (software).
Hierarki Informasi
Di dalam teori, hierarki informasi disusun mulai dari pengumpulan data/fakta, pengolahan dan pengurutan data dengan proses seleksi sampai menjadi sesuatu yang berguna berupa informasi. Informasi yang disusun secara sistematis dengan suatu alur logika tertentu menjadi knowledge (pengetahuan).
Perangkat Lunak (software) merupakan suatu program yang dibuat oleh pembuat program untuk  menjalankan perangkat keras komputer.
Perangkat Lunak adalah program yang berisi kumpulan instruksi untuk melakukan proses pengolahan data.
Software sebagai penghubung antara manusia sebagai pengguna dengan perangkat keras komputer, berfungsi menerjemahkan bahasa manusia ke dalam bahasa mesin sehingga perangkat keras komputer memahami keinginan pengguna dan menjalankan instruksi yang diberikan dan selanjutnya memberikan hasil yang diinginkan oleh manusia tersebut.
Perangkat lunak komputer berfungsi untuk :
Mengidentifikasi program
Menyiapkan aplikasi program sehingga tata kerja seluruh perangkat komputer terkontrol.
Mengatur dan membuat pekerjaan lebih efisien.
Berdasarkan perkembangannya, perangkat lunak dibagi menjadi beberapa era, yaitu :
Era Pemula (Pionir)
Bentuk perangkat lunak pada awalnya adalah sambungan-sambungan kabel ke antarbagian dalam komputer.Cara mengakses komputer adalah menggunakan punched card yaitu kartu yang dilubangi. Penggunaan komputer saat itu masih dilakukan secara langsung oleh sebuah program untuk sebuah mesin dengan tujuan tertentu.
Era Stabil
Pada era ini penggunaan komputer sudah banyak digunakan, tidak hanya oleh kalangan peneliti dan akademi saja, tetapi juga oleh kalangan industri/perusahaan. Perangkat lunak mulai bergeser menjadi sebuah produk. Baris-baris perintah perangkat lunak yang dijalankan oleh komputer bukan lagi satu-satu, tapi sudah seperti banyak proses yang dilakukan secara serempak (multi tasking). Sebuah perangkat lunak mampu menyelesaikan banyak pengguna (multi user) secara cepat/langsung (real time). Pada era ini mulai dekanal sistem basis data, yang memisahkan antara program (pemroses) dengan data (yang diproses).
Era Mikro
Pada era ini, perangkat lunak dapat dibedakan menjadi perangkat lunak sistem yang bertugas menangani internal dan perangkat lunak aplikasi yang digunakan secara langsung oleh penggunanya untuk keperluan tertentu. Otomatisasi (peralatan secara otomatis) yang ada di dalam perangkat lunak mengarah ke suatu jenis kecerdasan buatan.
Era Modern
Saat ini perangkat lunak sudah terdapat di mana-mana, tidak hanya pada sebuah superkomputer dengan 25 prosesor-nya, sebuah komputer genggampun telah dilengkapi dengan perangkat lunak yang dapat disinkronkan dengan PC. Tidak hanya komputer, bahkan peralatan seperti telepon, TV, mesin cuci, AC dan microwave, telah ditanamkan perangkat lunak untuk mengatur operasi  peralatan itu. Pembuatan sebuah perangkat lunak bukan lagi pekerjaan segelintir orang, tetapi telah menjadi pekerjaan banyak orang, dengan beberapa tahapan proses yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam perancangannya. Tingkat kecerdasan yang ditunjukkan oleh perangkat lunak pun semakin meningkat.
B. Macam-macam Perangkat Lunak
Perangkat lunak terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
Sistem Operasi (Operating System),
Program Aplikasi (Application Programs),
Bahasa Pemrograman (Programming Language),
Program Bantu (Utility)
1.  Sistem Operasi
(Operating System)
Sistem Operasi yaitu program yang berfungsi untuk mengendalikan sistem kerja yang mendasar sehingga mengatur kerja media input, output, tabel pengkodean, memori, penjadwalan prosesor, dan lain-lain. Sistem operasi berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan
Fungsi utama
Sistem Operasi
Menyimpan program dan aksesnya
Membagi tugas di dalam CPU
Mengalokasikan tugas-tugas penting
Merekam sumber-sumber data
Mengatur memori sistem termasuk penyimpanan, menghapus dan mendapatkan data
Memeriksa kesalahan sistem
Multitugas pada OS/2″, Windows ‘95″, Windows ‘98″, Windows NT”, /2000/XP
Memelihara keamanan sistem,   khusus pada jaringan yang membutuhkan kata sandi (password) dan penggunaan ID
Contoh Sistem Operasi
Disk operating System (DOS),
Microsoft Windows,
Linux, dan
Unix
2.  Program Aplikasi (Aplication Programs)
Program Aplikasi adalah  perangkat lunak yang dirancang khusus untuk kebutuhan tertentu, misalnya : program  pengolah kata, mengelola lembar kerja, program presentasi, design grafis, dan lain-lain.
3. Bahasa Pemrograman (Programming Language)
Perangkat lunak bahasa yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke bahasa mesin dengan aturan atau prosedur tertentu, agar diterima oleh komputer.
3 Level Bahasa Pemrograman
Bahasa tingkat rendah (low level language),
    Bahasa ini disebut juga bahasa mesin (assembler), dimana pengkodean bahasanya menggunakan kode angka 0 dan 1.
Bahasa tingkat tinggi (high level language),
    Bahasa ini termasuk dalam bahasa pemrograman yang mudah dipelajari oleh pengguna komputer karena menggunakan bahasa Inggris. Contohnya : BASIC, COBOL, PASCAL, FORTRAN.
Bahasa generasi keempat (4 GL),
    Bahasa pemrograman 4 GL (Fourth Generation Language) merupakan bahasa yang berorientasi   pada objek yang disebut Object Oriented Programming (OOP). Contoh software ini adalah : Visual Basic, Delphi, Visual C++
4. Program Bantu (Utility)
Merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai aplikasi pembantu dalam kegiatan yang ada hubungannya dengan komputer, misalnya memformat disket, mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain.
Contoh Software ini diantaranya :
Norton Utility
Winzip
Norton Ghost
Antivirus
C. Perangkat Lunak untuk Keamanan Komputer (Antivirus)
Untuk meningkatkan keamanan komputer dari serangan  virus maupun hacker diperlukan perangkat lunak, seperti antivirus dan firewall
Virus
Adalah sebuah program yang menyusup dan dapat berkembang biak dengan sendirinya dalam media penyimpanan komputer
Dampak yang ditimbulkan oleh serangan virus
Menghabiskan ruang atau memori media penyimpanan
Mengganggu kinerja memori sehingga aktivitas memori lambat
Mempengaruhi kinerja komputer secara keseluruhan
Merusak file-file yang terdapat di dalam komputer
Merusak perangkat keras komputer dalam jangka waktu yang lama
Antivirus harus selalu diupdate agar kita dapat mengetahui jenis virus apa yang menyerang.
Biasanya, komputer yang terserang virus dapat dirasakan penggunaannya yaitu proses kerja komputer berjalan lambat, sering terjadi hang, harddisk menjadi penuh, memori berkurang dan lain-lain.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghindari serangan virus
Memberi proteksi komputer dengan antivirus
Melakukan update antivirus dan databasenya
Berhati-hati terhadap file kiriman atau file hasil download
Mengetahui kondisi dan kinerja komputer
Melakukan backup data secara rutin
Uji Kompetensi :
  1. Apakah yang dimaksud dengan perangkat lunak?
  2. Bagaimanakah informasi tersusun hingga menjadi pengetahuan (knowledge)?
  3. Perkembangan perangkat lunak sampai sekarang dibagi menjadi empat, sebutkan dan jelaskan!
  4. Sebutkan dan berikan contoh tiga level bahasa pemrograman!
  5. Sebutkan akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh serangan virus!
The End
Created By : Raliyanti
Teknologi Informasi dan Komunikasi
MAN 4 Model Jakarta

Sabtu, 03 Desember 2011

contoh text recount

Let me remind you my experience during an earthquake last week. When the earthquake happened, I was on my car. I was driving home from my vocation to Bali.
Suddenly my car lunched to one side, to the left. I thought I got flat tire. I did not know that it was an earthquake. I knew it was an earthquake when I saw some telephone and electricity poles falling down to the ground, like matchsticks.
Then I saw a lot of rocks tumbling across the road. I was trapped by the rock. Even I could not move my car at all. There were rocks everywhere. There was nothing I could do but left the car and walked along way to my house, in the town.
When I reached my town, I was so surprised that there was almost nothing left. The earthquake made a lot of damage to my town. Although nothing was left, I thanked God that nobody was seriously injured.

Selasa, 29 November 2011

contoh makalah


BAB I
PENADAHULUAN

 A.  Latar Belakang Masalah
Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin.
Fakta di lapangan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SLTP (pada beberapa materi pelajaran – termasuk matematika) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di SLTP cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan dengan metodeceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal an
mekanistis (Direktorat PLP, 2002).  Mencermati hal tersebut di atas, sudah satnya untuk diadakan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set ke arah pencapaian tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran matematika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang mesti dipenuhi bagi para guru.
Perlu diketahui bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling baik. Baik tidaknya suatu model pembelajaran tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak di sampaikan, peseerta didik dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
Sesuai dengan Latar Belakang di atas penulis tertarik untuk lebih dalam lagi membahas permasalahan yang mengenai model-model pembelajaran matematika, dan penulis menuangkan ke dalam makalah yang berjudul “MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA”
 B.   Rumusan Masalah
Dalam setiap penulisan salah satunya adalah makalah, agar tidak terjadi keracuan dan penyimpangan dalam pembahasannya perlu dilakukan perumusan dan batasan masalah. Rumusan masalah yang kami buat diantaranya:
 C.  Tujuan Makalah
Sudah menjadi kepastian bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut bisa berupa tujuan jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.
Begitu juga dalam penulisan makalah ini, dapat penulis kemukakan tujuan penulis adalah:
1.      Mendeskripsikan pengertian Model Pembelajaran
2.      Mendeskripsikan macam-macam model pembelajaran Matematika
 D.  Kegunaan Makalah
            Secara teoritis makalah ini berguna untuk pengembangan keilmuwan matematika. Secara praktis makalah ini berguna sebagai wahana penembah pengetahuan dan wawasan khusunya dibidang matematika. Selain itu, makalah ini berguna untuk masyarakat dan para pecinta matematika agar mengetahui lebih jauh tentang matematika.
 E.   Prosedur Makalah
            Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni pembahsan secara naturalistik, sedangkan metode yang digunakan yaitu menganalisis atau mengkaji sumber bacaan baik dari media cetak maupun elektronik



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Tinjauan Teoritis
Pengertian Matematika
James dan James (1976:2) dalam kamus matematikanya menyatakan Matematika adalah ilmu mengenai tentang bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan ide, proses dan analisis.
Kline (1973:3) mengatakan bahwa Matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karna dirinya sendiri, tetapi keberadaanya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
Pengertian model Pembelajaran
Mills (1989) menyatakan bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang seseorang atau atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.

  1. Pembahasan
Pengertian Matematika
Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat secara tepat dan singkat. Cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya. Sampai sekarang ini di antara para ahli Matematika belum ada kesepakatan yang bulat untuk memberikan jawaban membuat definisi tentang matematika
Para ilmuwan matematikapun sulit untuk mendefinisikan matematika dikarenakan dari hari ke hari matematika berkembang secara pesat. Oleh karenanya sampai sekarang belum ada keterangan pasti tentang pengertian matematika.
Secara garis besar kita bias menerangkan bahwa Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan angka-angka. Matematika dapat diidentikan dengan ilmu hitung, namun lebih luas lagi matematika adalah ilmu tentang struktur, pola dan lain-lain.

Pengertian Model-Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah landasan praktik di depan kelas hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar. Model pembelajaran dirancang berdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan dengan lingkungan dalam implementasi kurikulum. Sedangkan model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum. Model belajar juga dapat diartikan mengajar yang sedemikian rupa untuk untuk mwncapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran.



Macam-macam Model Pembelajaran Matematika
A.                Pembelajaran Klasikal dan Individual
Pengajaran klasikal adalah model pembelajaran yang biasa kita lihat sehari-hari. Pada model ini guru mengajar sejumlah siswa, biasanya antara 30-40 orang siswa di dalam suatu ruangan. Pada umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepad siswanya berdasarkan pada informasi kemampuan siswa secara umum. Guru tampaknya sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi kecepatan guru dan lain-lain sepenuhnya ada di tangan guru.
Pengajaran dengan model klasikal tampaknya tidak dapt melayani kebutuhan belajar siswa secara individu. Beberapa siswa mengeluh karena gurunya mengajar sangat cepat. Untuk itu perlu dicari cara lain agar seluruh siswa dapat dilayani sebaik-baiknya. Model pembelajaran individual menawarkan solusi terhadap masalah siswa yang beraneka ragam tersebut. Pembelajaran individualmemberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri tempat, waktu, dan kapan dirinya merasa siap untuk menempuh ulangan atau ujian. Pembelajaran individual mempunyai ciri, antara lain:
1.      Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing, tidak pada kelasnya.
2.      Siswa belajar secara tuntas, karena siswa akan ujian jika telah merasa siap.
3.      Setiap unit yang akan dipelajari memuat tujuan pembelajaran yang khusus.
4.      Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem nilai mutlak. Ia berkompetensi dengan angka bukan dengan temannya.
Salah satu model pembelajaran individual yang sangat popular di kita beberapa waktu yang lalu adalah pembelajaran dengan modul.Modul adalah salah satu paket pembelajaran yang menurut suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri (selg instruction). Berikut ini adalah salah satu contoh prosedur pembelajaran dengan modul.
Prosedur pembelajaran:
1.      Guru membagikan modul yang telah disiapkan kepada siswa.
2.      Guru menyuruh siswa untuk mempelajari (sendiri-sendiri) topik himpunan bagian yang ada dalm modul, dan mengerjakan soal-soal latihannya dalam waktu 2x40 menit.
3.      Setelah siswa menyelesaikan perintah (2), siswa diminta mengumpulkan pekerjaanya untuk diperiksa guru.
4.      Guru memberikan tes bila siswa telah dapat menyelesaikan soal-soal latihan dengan baik. Waktu untuk tes adalah 60 menit. Hasil tes menetukan apakah siswa dapat melanjutkan ke modul selanjutnya atau mengulang kembali ke modul semula.
5.      Untuk siswa yang belum dapat menyelesaikan soal latihan dengan baik, siswa dapat meminta guru untuk mendiskusikan masalahnya. Setelah menguasai betul siswa baru minta tes kepada guru.
B.                                                     Coperative Learning dalam Matematika
Ruang kelas merupakan suatu tempat yang baik untuk kegiatan Coperativ Learning. Menurut Eggen dan Kauchak (1993:319) mendefinisikan model pembelajaran koperatif sebagai kumpulan strategi mengajara yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, belajar koperatif ini juga dinamakan ”belajar teman sebaya”
Menurut Salvin (1997), pembelajaran koperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Para siswa dapat diberi kesempatan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah secara bersama. Para siswa juga diberi  kesempatan untuk mendiskusikan masalah, menentukan strategi pemecahan masalah dan menghubungkan masalah satu dengan masalah yang lainnya yang telah dapat diselesaikan sebelumnya.
Model Coperativ Learning tampaknya akan dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau teman-teman dalam bentuk tulisan.
Coperativ Learning dalam matematika akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehingga akan akan mengurangi bahkanmenghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak di alami para siswa.
Coperativ Learning mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah timuntuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Coperativ Learning  menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antara sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.
Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam Coperativ Learning agar lebih menjamin para siswa bekerja secara koperatif. Hal-hal tersebut meliputi:
Pertama, para siswa tergabung dalam suatu kelompokharus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah timdan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua para siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapiadalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan akan menjadi tanggung jawab bersama. Ketiga, untuk mencapai hasil yang maksimum para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama laindalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.Akhirnya para siswa yang tergabungdalam suatu kelompok harus menyadari bahwa setiap pekerjaan siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya.
Ada bebrapa cara untuk menggunakan Coperativ Learning matematika bagi siswa di sekolah, yaitu: pertama, memanfaatkan tugas pekerjaan rumah di dalam Coperativ Learning setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Jika diperlukan, selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan kelompok itu yang membutuhkan penjelasan.
Untuk mengoptimalkan manfaat Coperativ Learning, keanggotaan sebaiknya heterogen, baik dari skill ataupun apapun.
Adapun ciri-ciri pembelajaran koperatif:
1.         Siswa bekerja dalam kelompok secara koperatif untuk menyelesaikan materi belajaar.
2.         Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah;
3.         Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda
4.         Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Langkah-langkah pembelajaran koperatif mengikuti tahapan tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000:10)
1.      Menyampaikan tujuan dan perlengkapan pembelajaran
2.      Menyampaikan informasi
3.      mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
4.      Membantu siswa ke dalam kelompok
5.      Evaluasi atau memberikan umpan balik
6.      Memberikan penghargaan

Adapun tujan dari pembeljaran koperatif:
1.      pembelajaran koperatif bertujuan untuk menigkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan koperatif juga telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
2.      Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran koperatif memberikana peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan koperatif, belajar ntuk menghargai satu sama lain.
3.      Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaboras. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Adapun manfaat dari pembelajaran koperatif;
1.      Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.      Memperbaiki kehadiran
3.      Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.      Konflik antar pribadi menjadi berkurang
6.      Pemahaman yang lebih mendalam
7.      meningkatakan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.      Hasil belajar lebih tinggi


TIPE TIPE PEMBELAJARAN KOPERATIF,
1.  Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk. Langkah-langkah dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut.
a.  Guru  membagi  suatu  kelas  menjadi  beberapa  kelompok,  dengan  setiap kelompok terdiri dari 4 - 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat  kemampuan  tinggi,  sedang  dan  rendah  serta  jika  mungkin  anggotakelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
Kelompok  ini  disebut  kelompok  asal.  Jumlah  anggota  dalam  kelompok  asal menyesuaikan  dengan  jumlah  bagian  materi  pelajaran  yang  akan  dipelajari siswa  sesuai  dengan    tujuan  pembelajaran  yang  akan  dicapai.     Dalam  tipe jigsaw  ini,  setiap  siswa  diberi  tugas  mempelajari  salah  satu  bagian  materi pembelajaran  tersebut. Semua  siswa dengan materi pembelajaran  yang  sama belajar  bersama  dalam  kelompok  yang  disebut  kelompok  ahli  (Counterpart
Group/CG).
Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama,  serta menyusun  rencana  bagaimana menyampaikan  kepada  temannya jika  kembali  ke  kelompok  asal.    Kelompok  asal  ini  oleh  Aronson  disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji). 
Contoh pembentukan kelompok jigsaw sebagai berikut.
kelompok ahli 1 kelompok ahli 2 kelompok ahli 3 kelompok ahli 4 kelompok ahli 5belajar materi 1 belajar materi 2 belajar materi 3 belajar materi 4 belajar materi 1kelompok asal 3 kelompok asal 4 kelompok asal 5 kelompok asal 6 kelompok asal 7 kelompok asal 8 kelompok asal 2 kelompok asal 1

Misal  suatu  kelas  dengan  jumlah  siswa  40,  dan  materi  pembelajaran  yang akan  dicapai  sesuai  dengan  tujuan  pembelajarannya  terdiri  dari  5  bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang  terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang  telah  diperoleh  dalam  diskusi  di  kelompok  ahli  serta    setiap  siswa menyampaikan  apa yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli.
Guru  memfasilitasi  diskusi  kelompok  baik  yang  ada  pada  kelompok  ahli maupun kelompok asal.  
b.  Setelah  siswa  berdiskusi  dalam  kelompok  ahli  maupun  kelompok  asal, selanjutnya  dilakukan  presentasi  masing-masing  kelompok  atau  dilakukan pengundian  salah  satu  kelompok  untuk  menyajikan  hasil  diskusi  kelompok yang  telah  dilakukan  agar  guru  dapat  menyamakan  persepsi  pada  materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
c.  Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. 
d. Guru  memberikan    penghargaan  pada  kelompok  melalui  skor  penghargaan berdasarkan  perolehan  nilai  peningkatan  hasil  belajar  individual  dari  skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
e. Materi  sebaiknya  secara  alami  dapat  dibagi menjadi  beberapa  bagian materi pembelajaran
f.  Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.  Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)
Pembelajaran  kooperatif  tipe NHT  dikembangkan  oleh  Spencer Kagen  (1993). Pada  umumnya  NHT  digunakan  untuk  melibatkan  siswa  dalam  penguatan pemahaman  pembelajaran  atau  mengecek  pemahaman  siswa  terhadap  materi
pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan NHT:
a.  Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  atau  permasalahan  kepada  siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Guru  memberikan  kuis  secara  individual  kepada  siswa  untuk  mendapatkan skor dasar atau awal.
c.  Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok,  setiap kelompok  terdiri dari 4–5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama.
d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. e.  Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor(nama) anggota kelompok untuk menjawab.  Jawaban  salah  satu  siswa yang ditunjuk
oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
f.  Guru  memfasilitasi  siswa  dalam  membuat  rangkuman,  mengarahkan,  dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
g. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual
h. Guru  memberi  penghargaan  pada  kelompok  melalui    skor  penghargaan berdasarkan  perolehan  nilai  peningkatan  hasil  belajar  individual  dari  skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).

3.  Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dkk.
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD:
a.  Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  atau  permasalahan  kepada  siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Guru  memberikan  tes/kuis  kepada  setiap  siswa  secara  individual  sehingga akan diperoleh skor awal.
c.  Guru  membentuk  beberapa  kelompok.  Setiap  kelompok  terdiri  dari  4    5 siswa  dengan  kemampuan  yang  berbeda-beda  (tinggi,  sedang  dan  rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d. Bahan materi  yang  telah  dipersiapkan    didiskusikan  dalam  kelompok  untuk mencapai   kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif    tipe STAD, biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi (Slavin, 1995).
e.  Guru  memfasilitasi  siswa  dalam  membuat  rangkuman,  mengarahkan,  dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.  Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa  secara individual.
g. Guru  memberi  penghargaan  pada  kelompok  berdasarkan  perolehan  nilai peningkatan  hasil  belajar  individual  dari  skor  dasar  ke  skor  kuis  berikutnya (terkini). 
4.  Pembelajaran  kooperatif  tipe  TAI  (Team  Assited  Individualization  atau  Team Accelarated Instruction)
Pembelajaran  kooperatif  tipe  TAI  ini  dikembangkan  oleh  Slavin.  Tipe  ini mengkombinasikan  keunggulan  pembelajaran  kooperatif  dan  pembelajaran individual.  Tipe  ini  dirancang  untuk  mengatasi  kesulitan  belajar  siswa  secara individual.  Oleh  karena  itu  kegiatan  pembelajarannya  lebih  banyak  digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasilbelajar  individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas  oleh  anggota  kelompok,  dan  semua  anggota  kelompok  bertanggung
jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Langkah-langkah pmbelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.
a.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru  memberikan  kuis  secara  individual  kepada  siswa  untuk  mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.  Guru  membentuk  beberapa  kelompok.  Setiap  kelompok  terdiri  dari  4    5 siswa  dengan  kemampuan  yang  berbeda-beda  baik  tingkat  kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d. Hasil  belajar  siswa  secara  individual    didiskusikan  dalam  kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok  saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.  Guru  memfasilitasi  siswa  dalam  membuat  rangkuman,  mengarahkan,  dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.  Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru  memberi  penghargaan  pada  kelompok  berdasarkan  perolehan  nilai peningkatan  hasil  belajar  individual  dari  skor  dasar  ke  skor  kuis  berikutnya
(terkini).
5. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok  sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.    Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme kegiatan
b.   Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.
c.   Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa  dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar)  superior, very good, good, medium.
d.   Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e.   Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

5. NHT (Numbered Head Together)
NHT  adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.


C.                                                    MODEL PEMBELAJARAN KONTEKS TUAL
Pembelajaran matematika yang konteks tual atau realistik telah berkembang di negara-negara lain dengan berbagai nama. Di Belanda dengan nama RME Realistic Mathematic Education, di Amerika dengan nama CTL Contectual Teaching Learning in Mathematics.
Gagasan RME muncul sebagai jawaban terhadap adanya gerakan matematika modern di Amerika Serikat dan praktek pembelajaran matematika yang terlalu mekanistik di Belanda.

Karekteristik Pembelajaran Matematika Kontekstual
Nur M (2000:2) menyebutkan lima karakterstik utama dari pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
a.        Diajukannya masalah kontekstual untuk dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa sebagai titik awal proses pembelajaran
b.        Dikembangkannya cara, alat, atau model matematis (gambar,grafik,tebel dll) oleh siswa sebagai jawaban informal terhadap masalah yang dihadapi yang berfungsi sebagai jembatan antara dunia real dengan abstraksehingga terwuju proses matematisasi horisontal (yaitu proses diperolehnya matematika informal)
c.        Terjadi interaksi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa, atau antara siswa dengan pakar dalam suasana demokratif berkenaan dengan penyelesaian masalah yang diajukan selama proses belajar.
d.       Ada keseimbangan antara proses matematisasi horisontal dengan dengan proses matematisasi vertikal (yaitu proses pembahassan matematika secara simbolik dan abstrak).
e.        Pembelajaran matematika tidak semata-mata memberi penekanan pada komputasi dan hanya mementingkan langkah-langkah prosedural penyelesaian soal namun juga memberi penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah.
Langkah langkah dalam model Pembelajaran Kontekstual
Pendahuluan
-       Memulai pelajarandengan mengajukan masalah yang riil bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna.
-       Permasalahan yang di berikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut.


Pengembangan
-       Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model matematis simbolik secara informal terhadap persoalan atau masalah yang diajukan.
-       Kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif. Siswa diberikan kesempatan menjelaskan dan memberi alasan terhadap jawaban teman atau siswa lain, menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap jawaban yang dibrikannya.
Penutup/Penerapan
-       Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.

Adapun kelebihan dari pembeljaran model kontekstual;
-       Siswa lebih termotivasi karena materi yang disajikan terkait dengan kehidupan sehari-hari.
-       Materi yang disajikan lebih lama membekas di pikiran siswa karena siswa dilibatkan aktif dalam pembelajaran.
-       Siswa berfikir alternatif dalam membuat pemodelan.
Sedangkan kekuranggannya antara lain:
-       Tidak semua topik atau pokok bahasan bisa disajikan dengan kontekstual, atau kadang mengalami kesulitan dalam mengkaitkannya.
-       Membutuhkan wakru yang agak lama.

Berikut adalah contoh sederhana Model Pembelajaran Kontekstual yang masih bisa dikembangkan:
Pokok bahasan                        : Perkalian suku dua.
Sub Pokok Bahasan                : Menemukan hasil kali suku dua    dengan suku dua
Kelas                                       : IX
Waktu                                     : 2 x 2 jam @ 45 menit
Pertemuan                               : ke-1

Tujuan pembelajaran khusus:
Siswa dapat menemukan pola hasil kali suku dua dengan suku dua.
Kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa:
1.      mampu menyebutkan contoh suku dan suku dua.
2.      Mampu melakukan perkalian suatu bilangan dengan suku dua menggunakan hukum distributif, misal : a(x+2y) = ax + 2ay
3.      Mampu menghitung luas suatu bangun berbentuk persegi dan persegi panjang.
Uraian kegiatan belajar
Kegiatan pendahuluan
1.      Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, yaitu belajar tentang perkalian suku dua dengan suku dua.
2.      Dengan tanya jawab siswa diingatkan tentang:
a.       bentuk suku dua misal (x+y), (3x-7)
b.      Cara mengalikan suatu bilangan dengan suku dua menggunakan hukum distributif, misal 2(y+5) = 2.y + 2.5 = 2y+10
c.       Cara menghitung luas bangun berbentuk persegi dan persegipanjang.
3.      Guru mengajukan kontekstual untuk dipecahkan siswa.
Masalah:
”Tiga buah meja dengan permukaan berbentuk persegipanjang dengan panjang sisi pada masing-masing meja sebagai berikut:
Meja A : (x+3) dan (x+2), x himp. Bilangan rasional
Meja B : (x+3) dan (x-2)
Meja C: (x-3) dan (x-2)
Tugas:
a.       Gambarlah persegipanjang A, B, dan C.
b.      Hitunglah luas tiap persegi panjang, Nyatakan luas itu dalam bentuk : perkalian suku dua dan penjumlahan suku-suku yang paling sedethana.
c.       Adakah pola hubungan tertentu antara luas persegipanjang dalam bentuk perkalian suku dua dengan luas persegipanjang dalam bentuk penjumlahan suku-suku? Jika ada, bagaimanakah pola hubungan itu? Jika tidak ada, mengapa?
d.      Adakah cara cepat untuk menghitung hasil kali suku dua dengan suku dua yang diperoleh dari menghitung luas persegi panjang A,B, dan C tersebut?
Kegiatan inti:
4.      Dengan teman semeja siswa menyelesaikan masalah yang diajukan guru pada langkah nomor 3.
5.      Guru dan siswa mengklarifikasi jawaban atau penyelesaian masalah yang telah dibuat siswa. (Dapat diambil penyelesaian masalah beberapa siswa yang bervariasi untuk dikaji bersama oleh siswa lain dan guru.)
6.      Dengan memperhatikan variasi jawaban atau penyelesaian masalah yang dibuat siswa, guru dan siswa membahas tentang jawaban atau penyelesaian masalah formal matematis.
Ada pola hubungan:


 

(x.x) +(2.x)+(3.x)+(2.3)

X2     + 2x+3x+6
X2     + 5x+6

 
(x + 2) (x + 3)=








 




Ada cara cepat / mudah yaitu:
(x + 2) (x + 3)=  X2     + 5x+6

 2+3=5

7.      Dengan pengetahuan yang sudah diperoleh pada pembahasan dilangkah 6 siswa diminta menyelesaikan soal-soal berikut:
a.       (x+5) (x+3)
b.      (3x+5) (x-4)

8.      Guru dan siswa secara interaktif membahas penyelesaian soal-soal pada langkah ke-7
9.      Siswa di beri PR terdiri dari 5 soal dengan soal yang bervariasi.















BAB III
IMPLEMENTASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Model pembelajaran adalah salah satu indikator kesuksesan dalam pembelajaran, khususnya di bidang Matematika model pembelajaran mempunyai peranan penting untuk guru sebagai acuan, contoh dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun banyaknya model pembelajaran jangan menjadi hambatan kepada guru untuk memilih model pembelajaran mana yang sesuai, karena setiap model pembelajaran mempunyai kelemahan dan keunggulan tersendiri,
Model pembelajaran yang berkembang saat ini disesuaikan dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, Oleh karenanya kita sebagai calon guru harus lah mengetahui model pembelajaran apa yang cocok untuk di gunakan pada zaman sekarang, karena model pembelajaran dari tahun ke tahun ssangat cepat perkembanggannya.
Banyak alternatif yang dapat di lakukan oleh guru untuk memilih model pembelajaran apa yang sesuai dengan keadaan sekolahnya.







BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.          Simpulan
  Model Pembelajaran adalah landasan praktik di depan kelas hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar. Model pembelajaran dirancang berdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan dengan lingkungan dalam implementasi kurikulum. Sedangkan model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum. Model belajar juga dapat diartikan mengajar yang sedemikian rupa untuk untuk mwncapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran.
Banyak model-model pembelajaran yang berkembang saat ini yang dapat di jadikan oleh guru sebagai alternatif dalam pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran koperatfi dan lain sebagainya. Dalam situasi seperti ini seorang guru haruslah cerdik dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, kesedian prasarana dan lain-lain. Karena banyak model-model pembelajaran yang membutuhkan alat peraga sebagai medianya.




                                       
B.           Saran
Bagi guru dan calon guru hendaknya kita lebih cerdik dan terampil dalam menggunakan model pembelajaran yang akan di gunakan. Dan juga sebelum menggunakan model pembelajaran tersebut guru hendaknya benar-benar mengerti secara menyeluruh tentang model pembelajaran itu. Semoga dengan banyaknya model pembelajaran yang berkembang menjadikan guru mudah untuk menyampaikan materinya.




















DAFTAR PUSTAKA
Sukmara,Dian.(2007).Implementasi Life skill dalam KTSP.Bandung:CV.  MUHNI SEJAHTERA.
Syah, Muhibin.(1997).Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:Rosdakarya.
TIM MKPBM Matematika.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung:JICA.
Ismail.  (2003).  Media  Pembelajaran  (Model-model  Pembelajaran).  Jakarta:  Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.
Syamsul Junaidi, Eko Siswono. (2004). Matematika SMP untuk kelas VII. Jakarta: Esis.